Ini bukan makanan paket ketika piknik atau kenduri ya. Ini salah satu menu yang saya siapkan untuk suami yang sedang Isoman. Benar...awal April lalu suami tersayang tiba2 mengeluh batuk dan gatal tenggorokan. Esokannya...dari kantor beliau mengirim pesan teks. Intinya isinya, baru konsul dokter. Antigen test negatif, tapi dokter berkata, varian Omicron bisa muncul sesudah dua-tiga hari kemudian. So...siap-siap saja. Jadi hari itu, cepat2 saya mengungsikan ibu ke rumah adik. Ibu sudah sepuh. Sudah lebih dari 85 tahun. Kasihan kalau terpapar Covid. Alhamdulillah...berkat gerak cepat ini, ibu terselamatkan.
Besok paginya...confirmed antigen test suami saya positif. Menduga-duga...di mana kira-kira terpapar virus corona. Entahlah. Kalau sudah Work From Office ya memang risiko terpapar lebih besar. Anyhow, suami saya langsung masuk kamar, isoman. Mulai hari itu, saya ambil alih tugas. Antar jemput Aqila, merawat pasien yang sedang isoman dan holding the fort. Lumayan capek dan stres. Malam hari...tidak bisa tidur karena pikiran penuh. Tidak bisa istirahat. Hari kedua...saya merasa kurang enak badan, tapi...antigen test harian kami (saya dan Aqila) negatif. Pasti ini karena capek fisik dan mental. Efek samping covid ke keluarga orang yang terpapar. Catet ya...this is real.
So we went on with our lives.
Day 3 of suami isoman. Suami masih super sakit, sepi sekali kamarnya. Sepertinya dia tidur seharian. Gejala yang dirasa demam, badan dan tulang sakit dan batuk yang bandel. Ternyata, gejala tiap orang berbeda ya, baru tahu sesudahnya. Malangnya, saya pun mulai merasa badan ini engga karuan. Menggigil, kedinginan, tulang sakit, bergerak sakit, dan demam. Tapi Antigen test hari itu negatif. Dan ... saya juga puasa. Jadi saya pikir, ini efek capek, kurang tidur, stres dan puasa. Jadi...saya tepiskan semua rasa sakit itu. I have to be strong for my family, kan. Pagi itu saya masih mengantar Aqila ke sekolah, mampir ke pom bensin untuk isi bensin, baru pulang, tidur. Lebih tepatnya, mencoba tidur. Susah menutup mata, karena baru terasa badan agak demam dan ya itu...menggigil dan tulang2 sakit/ ngilu.
Btw...setiap saat di rumah saya pakai masker ya, apalagi jika bicara dengan aqila. I avoided hugging him, getting too close to him, which was hard, karena kami dekat sekali. Saya juga sering cuci tangan dan pakai hand sanitizer. Sampai tangan saya bereaksi, gatal2 dan kering, karena terlalu sering kena cairan disinfectant. Semprot2 disinfectant spray, pakai sarung tangan when handling food wastenya pasien di kamar dll. Semua precaution dilakukan. Despite that....
Day 4 suami isoman. Bangun sahur...badan saya rasa ngga karuan. This is it, pikir saya. Langsung saya tes antigen. Dan ini hasilnya:
Sedih dan marah dan kecewa dan khawatir campur aduk. Kok masih bisa terpapar padahal sudah hati-hati banget di selama ini. Ya...terima saja lah ya. Ikhlas. Saya tidak bisa berlama-lama kebingungan. Aqila harus sekolah. So I briefed him of the situation, we talked via whatsapp, he was in his bedroom with the door closed, i was outside in the living room, going to start my self-isolation. He was in his room listening attentively to my explanation, I was outside.
Mulai hari itu, Aqila went to school by public transportation for the next one week, karena bapak dan ibunya isoman. Can you imagine, a teenage boy musti going solo suddenly all alone by himself carry-on with his life. I can imagine how stressful the situation was for him at that time. Tapi he was trying to put on a brave front. Bless him. Kesian kamu Nak, pastinya kepikiran juga bapak ibunya tepar terpapar covid. It was a difficult week. Junior College life is quite hectic in Singapore. Most of the times he spend 9 hours in school, busy with lectures time, tutorial, consultations, remedials, CCA, and other projects. He spends 11 hours in school when there is CCA. Perjalanan dari dan ke rumah naik bis dan MRT itu kurang lebih 1 jam. So...bisa bayangkan ya, kalau kelas mulai jam 730 pagi dan selesai jam 6sore. Jam berapa kah dia berangkat dan sampai lagi di rumah? Kesiaaan.
Ketika situasi emergency terjadi seperti ini, bantuan teman dan saudara sangat membantu. Temen baik saya Elby...bantu berbelanja untuk saya. Evelyne mengirim buah. Dik Mita mengirim makanan dan minuman. Alhamdulillah ya Allah. Texts dan whatsapps messages berisi pesan memberi semangat kami untuk lekas sembuh. Terima kasih banyak ya teman2 dan adikku semua.
Sebagai ibu, tentu saya khawatir dengan kondisi anak. Dan juga merasa bersalah, karena tidak bisa mengurus anak semata wayang ini selama saya isoman. Sesudah calm after the storm, saya bicara baik2 dg Aqila, had a good heart to heart session with him. Assuring him that his parents are all right, sudah sembuh sudah sehat. Mungkin masih lemes tapi sudah bisa berkegiatan lagi. It matters to him, this sensitive boy, semua2 dirasa di hati. We thanked him for his bravery. For stepping up his game when he was challenged. Thank you my boy.
Untung di kamar ibu ada smartTV dan meja kerja kecil .
Cari yang praktis. Menu selama covid melanda ya kurang sehat ya, tapi apa boleh buat, sebisanya, pesan saja. Pizza, chicken rice, porridge, burgers, KFC. Semua aja dipesen dan digilir.
And when everything else udah bikin eneg...back to basic aja.
Day 10, feeling much better at least udah ngga ada sakit2 badan tapi masih lemes. Bismillah, lets do another round of antigen test. Alhamdulillah...hasilnya negatif. Tapi...baiknya kita hari-hati dan waspada ya. Seminggu ke depan itu, saya masih pakai masker di rumah. Apalagi jika harus bicara dengan Aqila, masak dll. I masih jaga jarak dengan dia, masih belum makan bersama. Khawatir masih ada sisa virus yang bisa loncat ke Aqila.
Untungnya kami sudah divaksinasi lengkap plus i dosis booster. PPM, Pfizer, Pfizer dan Moderna. Dan untungnya lagi, sepertinya kami terpapar strain Omicron, yang menular sekali tapi gejalanya tidak sedahsyat varian Delta.
Moral of the story.
Suami istri itu...besar kemungkinan akan selalu kena berdua. Sebetulnya mungkin saya juga terpapar bersamaan dengan suami ya. Tapi masa inkubasi lebih lama.
Suami istri itu...besar kemungkinan akan selalu kena berdua. Sebetulnya mungkin saya juga terpapar bersamaan dengan suami ya. Tapi masa inkubasi lebih lama.
Masa pandemi seperti ini, baiknya kalian siapkan barang keperluan ini di rumah ya, supaya ngga panik ketika kamu atau anggota keluarga terpapar covid:
1. Stok antigen test kit di rumah. Stok masker, sarung tangan (saya beli di toko keperluan pasien di rumah sakit), disinfectant spray dan liquid untuk membersihkan barang perabot.
2. Letakkan handsanitizer di tempat2 strategis. Dekat pintu masuk, meja makan, dapur, kamar dll.
3. Stok piring dan sendok plastik sekali pakai supaya tidak perlu mencuci piring kotor. itu kegiatan yang berisiko tinggi.
4. Stok vitamin C dosis tinggi dan suplemen multivitamin, cairan kumur tenggorokan/ throat gargle (ini penting, untuk mengurangi inflamasi di tenggorokan), obat batuk (rhinatiol katanya bagus), fluimucil/ mucosolvan untuk mengencerkan lendir, zyrtec untuk mengurangi pilek, dan panadol untuk sakit2 body hehe.
5. Banyak minum air hangat (honey lemon juga enak), berjemur setiap pagi hari, 10-20 menit saja. Kasus saya...karena gakbisa keluar kamar, ya berjemur di jendela hehe. It helps loosen the phlegm, untuk kasus saya.
6. Rest well. Olahraga ringan boleh, tapi jangan napsu memenuhi target di kala badan sehat ya. You will never be able to when you are still positive atau recuperating. Asatu hari saya pernah coba olahraga...karena rasanya badan sudah enakan. Ternyata...sesudah olahraga...malah engap, capek yang tidak karuan itu. Actually sampe sekarangpun saya belum balik 100% fit. Padahal sudah 3 mingguan clear dari covid. So...dont play play ya...mending sehat dulu daripada KO.
Baru tahu nih, karena saya dan suami positif Covid setelah melakukan ART test, tes antigen sendiri, kasus kami tidak terdaftar di MOH Singapura, Kementrian Kesehatan Singapura.
itu dari link ask.gov.sg ya.
Sekarang, Isoman hanya 72 jam, lalu tes antigen lagi. Kita boleh kembali beraktivitas normal jika tes negatif. Jika masih positif, isoman lagi sampai hari ke 7. Hari Ke 7, jam 12 siang, utk orang yg sudah divaksinasi penuh, mereka sudah boleh keluar dari isoman, regardless the test result. Untuk yang divaksinasi partial, setengah atau belum penuh, isoman sampai hari ke-14. Wah...
Kasus suami saya dan saya, positif Covid dari tes antigenv sendiri. Jadim kita sendiri yang menentukan lama isoman, seperti penjelasan di atas. Suami saya negatif di hari ke 8. Saya negatif di hari ke 10. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar