Senin, 27 Desember 2010

4 0

pic from http://www.gettingpersonal.co.uk/images/CUFF_FINAL/40.jpg

Bukan sedang membicarakan skor bola semalam (hihihi...untung tidak ikut nonton jadi tidak merasa sewot karena kekalahan kesebelasan kita dari Malaysia), juga bukan sedang pilih2 kombinasi nomor Toto, tapi saya bicara tentang usia saya.

Perlu 6 bulan refleksi dan kontemplasi sebelum saya menyadari arti usia saya dan bisa membuat tulisan ini. Silakan baca...jika anda mendekati atau sudah mencapai usia penting ini :-)

Life begins at 40. Kenapa ada kepercayaan itu? Kalau dirunut dari sejarah, sebelum abad 20, jarang orang mencapai usia 40. Jika ada orang mencapai usia 40, berarti dia hebat daya tahannya walau juga sudah nearing to the grave. Haizzz..bener nih. Semua karena ilmu kesehatan dan kedokteran yang belum maju pada waktu itu, serta juga pengetahuan tentang hidup sehat yang juga belum banyak dimiliki masyarakat luas. Orang sakit flu biasa bisa berlanjut menjadi pneumonia dll.

Beda sekali dengan kehidupan mulai abad 20. Abad itu menunjukkan kemajuan teknologi yang pesat. Penemuan mesin cuci, vacuum cleaner, microwave oven dll ( jadi ingat iklan TV jaman baheula, hitam putih dengan gaya modelnya yang kaku hihihi) semua alat ini membantu meringankan pekerjaan rumah tangga para ibu RT. Jadinya...mereka mulai bisa memanjakan diri, memikirkan tentang diri sendiri, kesehatan dan keinginan pribadi mereka hehehe.

Ohya....siapa yang memopulerkan istilah di atas? Ada banyak versi. Psikolog dari Amerika Walter Pitkin menulis kalimat terkenal itu di bukunya yg berjudul sama (1932), tapi katanya sih bukan dia yang pertama menggunakan istilah ini. Seorang filsuf terkenal abad 19 dari Jerman Arthur Schopenbauer mengatakan, "The first forty years of life give us the text: the next thirty supply the commentary."
How true.

Anyway...saya mau mengatakan bahwa my 40 signs started early...but not in a good way gitu. Sebulan sebelum ultah 40, saya masuk rumah sakit, dirawat inap seminggu (cerita panjang sudah ditulis dulu). Dan lalu dokter mendiagnose bahwa saya terkena asma. Sekarang capek sedikit, mencium bau menusuk sedikit, dingin sedikit...lalu hatchiii hatchiii! Bersin, hidung tersumbat dan dada sesak. Dan...sekarang saya hidup dengan inhaler. Aduh...

Ada lagi. Alergi makanan sea food (shellfish) yang saya derita waktu kecil, sekarang kembali lagi. Shrimps and prawn noodle? Sotong anyone? Chilli crabs? Awww... I pass, with much regret.

Sejak 2-3 tahun terakhir tidak makan kambing, or anything yang too fatty. Sangat sadar dengan makanan yang saya makan. Tapi...betapapun ketat saya berdiet...tetap saja timbangan mengarah ke kanan, seperti lagu naik naik ke puncak gunungnya ibu Sud. Aiyoooo...

Ohya satu lagi. Biological clock wanita di usia 40 mulai menurun drastis, dan ini benar sekali. Ini sebabnya mengapa pemerintah Singapura menghentikan bantuan program fertilitas bagi warganya ketika si wanita berusia 40 tahun. This is one of the reason pastinya. Saya sadar sekali...ternyata usia tidak bisa dibohongi. Mau bikin anak lagi...aduuh susah sekali. ;-( ohya...tentu saja harapan masih ada buat kita2 wanita usia 40 tahun (ke atas) tapi tentu harapan itu tidak sebesar wanita usia 20-30 tahun. Dan kita musti memahami dan menyadari dan menerima kenyataan ini.

Akhirnya....jikalau saya mau menikmati dan memiliki kualitas hidup yg baik 30 tahun (atau lebih) ke depan seperti yang dikatakan filsuf Jerman Pak Arthur Shopenbauer, saya musti benar2 hati2 dan mulai hidup lebih sehat. Qi gong auntie...sorry, i havent joined your morning sessions yet...i was too lazy to wake up early. But I promise I will turn up this Wednesday morning though. xixixi...

So teman-teman, bagaimana dengan anda? Sama tidak perasaan dan pengalaman anda? Ada saran baik utnuk bisa lebih menikmati 30-40 tahun berikut?


- Posted from my iPad

Tidak ada komentar:

Popular Posts