Rabu, 08 September 2010

Benci tapi Rindu


Posting terakhir sebelum mudik, pulang kampung ke Jakarta merayakan Lebaran 1431H.

Tiap tahun...rasa benci tapi rindu itu datang selalu. Ini bicara tentang perasaan saya terhadap kesibukan mudik dan merayakan Lebaran dengan sanak saudara di kampung halaman, Jakarta. Rindu? Tak heran...banyak orang juga merasa begitu. Kok benci? Dikarenakan hal-hal ini.

1. Rindu makanan kampung dan jajan pinggir jalannya. Ketoprak, bakso dorong, mi dokdok. Benci karena jajanan kampung itu bikin perut mulas dan diare pada hari-hari pertama mudik. (siapa suruh jajan terus tiada henti ya?)

2. Rindu masakan khas Lebaran bikinan mertua: sayur krecek dan semur betawi. Tapi juga benci karena hasil diet sebulan rusak dalam seminggu! Huhuuuuu

3. Rindu mendengar takbir. Tapi benci mendengar petasan yang pol bikin telinga pekaknya.

4. Rindu bertemu teman dan keluarga. Tapi benci karena harus melalui jalan raya yg heboh lalu lintasnya. Walau orang beerkata, lalu lintas di jakarta masa Lebaran jauh lebih sepi daripada biasanya, tapi kan masa berkunjung dilakukan bersamaan juga! Macet juga akhirnya...

5. Rindu kampung halaman, tapi benci dengan polusi yang makin menjadi.

6. Rindu bangun siang dan leha2...gak perlu masak kan ada mertua :-) tapi benci karena yang lainnya (anak suami dan tetek bengek) mesti saya urus juga! Kapan holidaynya doooong! :-P

7. Rindu rumah mertua dan ibu. Tapi stres karena tidak mudah mendapat koneksi internet! Apa harus beli kopi dulu di starbucks baru bisa cek email ya?

Begitulah...masih banyak lagi benci tapi rindu yang lain. Bisa tidak habis-habis....
Apapun...tetap kami lakukan ritual mudik ini, entah sampai kapan. :-)

Anda sendiri bagaimana? ;-)

3 komentar:

Lisa mengatakan...

I feel you totally.
Minal aidin wal faidzin Dyah
maaf kalo salah2 komen :-)

dyah mengatakan...

Lisa,

Maaf lahir batin juga yaaa! :-) salam u si centil celia :-)

Anonim mengatakan...

Asyik banget memang mudik itu. Benci tapi rindu. Tapi kalau mudiknya dari Singapura, naik pesawat rasanya tetap nyaman.

Beda dengan mudik pakai bus dari Jakarta ke kota-kota kecil di Jawa. Harga tiket naik tajam, jangan pernah bertanya soal kenyamanan di Indonesia.

Popular Posts