Rabu, 28 Januari 2009

Chinese New Year in Singapore

(Ibu dan adik - ikut asyik melihat pernak pernik Tahun Baru)

Sesuai judul di atas...ini sedikit cerita tentang Tahun Baru Imlek tgl 26-27 Januari 2009 kemarin.

Sebelum Chinese New Year
Chinese Lunar New Year selalu dirayakan paling meriah di negara pulau ini. Iyalah...kan mayoritas penduduknya memang orang Tionghoa. Mal-mal sudah ramai 'berdandan' warna merah sejak sebulan sebelum Tahun Baru datang. Toko-toko juga mulai perang segala macam promosi yang 'berbau' Lunar New Year. Dari mulai baju sampai kompor dan panci, semua ada bunyi Gong Xi nya.  Kok kompor dan panci? Apa hubungannya dg Tahun Baru? Nah...baca terus ke bawah ya. 

Chinese New Year Eve
Malam tahun baru, sudah menjadi kebiasaan masyarakat Tionghoa di sini melaksanakan Reunion Dinner - makan malam bersama keluarga. Ini dia...mengapa kompor dan panci juga merupakan barang 'hot' buat para ibu yang ditugaskan masak untuk acara Reunion Dinner...hehe. Masaknya biasanya besar-besaran, dalam variasi dan kuantitas. Makanan sengaja tidak dihabiskan setelah makan malam, karena mengharapkan rejeki keluarga itu akan berlebih. Begitu ceritanya.  :)

Jadi...biasanya mulai malam tahun baru (atau bisa juga dimulai sejak pagi hari itu), semua toko dan kantor tutup, karena pegawainya ingin berkumpul bersama dengan keluarga untuk acara makan malam bersama. Nice ya?

Apa masakan istimewa pada tahun baru ini? Karena masyarakat Tionghoa Singapura 
adalah orang Peranakan, artinya mereka adalah orang Tionghoa yang lahir dan kemudian hidup di perantauan, maka masakan istimewa pada acara Reunion Dinner itu tergantung dari mana leluhur mereka berasal. Jadi ada masakan ala Hakka, Teocheow, Cantonese, Hokkien dll. Satu yang pasti, masakan itu dipilih karena nama masakan / bahan baku nya punya arti : kekayaan/kemakmuran, keberuntungan, kesuksesan, umur panjang...you get the idea kan?

Contohnya: ikan carp --> simbol keberuntungan, akar teratai --> kemakmuran dll.

Chinese New Year Day-1

Go visiting dan lo hei
Hari ini dipenuhi dengan acara berkunjung ke sesepuh atau orang yang dituakan dalam keluarga. Biasanya akan dilakukan tossing 'lo hei' (yu sheng in Mandarin). Lo hei (Cantonese) itu semacam raw fish salad dicampur sayur2an dan saus, yang semua bahannya dibikin/ diparut / dipotong panjang2 seperti mie...menyimbolkan umur panjang/ longevity. Eh...jangan salah lho, rasanya sedaaaap sekali! 
(Maaf ya, foto 'lo hei' nya  lain kali baru saya upload, musti cari filenya dulu. Soalnya yg kemarin kurang bagus tuh)

Sebelum makan, semua orang/ keluarga berkumpul mengelilingi hidangan 'lo hei' ini, dan bersama2 mereka akan mulai tossing (mengaduk makanan sambil mengangkat makanan tinggi2) dengan menggunakan sumpit. Sambil tiap kali berseru : keberuntungan! kemakmuran! kekayaan! panjang umur! naik gaji! (hihi...ini penting buat masa2 susah sekarang ini). Pokoknya semacam harapan2 baik yang diharapkan terjadi tahun ini.

Kebiasaan 'lo hei' di Singapura tidak hanya berlangsung pada hari pertama Tahun Baru saja. Hingga hari ke 15 pun masih bisa dilakukan, dengan teman kerja, dengan teman2 baik, bukan hanya dengan keluarga. Intinya dengan orang2 yang dekat dengan kita. 

Lion Dance
Walau sudah tidak banyak yg melakukan, tapi masih ada juga keluarga atau juragan (kantor ato toko) yang memanggil Lion Dance Troupe untuk melakukan pertunjukkan di rumah atau kantor ato toko mereka. Tujuannya, katanya, untuk mendatangkan keberuntungan bagi penghuni rumah/ kantor/ toko. Begitu deh...kita mah senang saja menonton pertunjukkan gratis dan menarik.

Lion Dance Troupe terdiri dari dua orang penari lion, dan beberapa pemain musik tradisional yang terdiri dari drum dan simbal...ces...ces...ces...dum dum dum!  

Lion nya menari2 secara dinamik dan penuh adegan akrobat. Kadang 'stunt' mereka berbahaya juga loh, karena dua penari ini bisa juga menari di atas tiang2 tinggi yang sengaja di pasang oleh mereka. Wuiiih...seru.

Oranges and Hong Bao (ang pow)
Sepasang jeruk mandarin  lazim dibawa oleh mereka yang belum menikah ketika mengunjungi keluarga yg dituakan.  Jeruk mandarin adalah buah populer pada hari besar ini karena: 1. warnanya yg keemasan seperti warna 'gold' emas...cuma orang kaya yg punya emas banyak kan?
2. Pohon jeruk mandarin dengan buahnya yg banyak bergerombol, menyimbolkan pohon keberuntungan. Pokoknya bagus deh artinya.

Buah ini akan diberikan kepada tuan rumah, dan sebagai gantinya, tuan rumah akan memberi hong bao (aamplop berwarna merah) berisi uang kepada pemberi jeruk. Berapa isi amplop? Semampunya dan seikhlasnya....i guess. Tapi angka 8 adalah angka keberuntungan, jadi kalau bisa sih ada unsur 8 nya, contoh: 8 atau 88 atau 888 dolar!

Sea of Red
Ohya hampir lupa, masyarakat yang merayakan hari besar ini biasanya berusaha mengenakan baju berwarna merah - simbl keberuntungan. Jadilah...ke mana-mana...kita juga berbaju merah, siapa tahu kita juga kecipratan rejeki!  :P

Chinese New Year Day-2
Biasanya dihabiskan bersama keluarga, atau merambah...apalagi kalau bukan pusat pertokoan! hahaha....
 
Kita2 yang tidak Merayakan Chinese New Year...
CNY H-2
Dua hari sebelum Tahun Baru, kita menyerbu supermarket untuk stok bahan makanan. Halaaah...dipikir2, toko kan cuma tutup 1 hari saja,  kenapa kita musti panik belanja seperti belanja bulanan ya? Tapi itulah fenomena yang selalu terjadi dari tahun ke tahun di sini (baca: yg selalu saya lakukan). 

CNY H-1
Kita pergi ke Sentosa Beach! hehe...persis sama seperti ketika Lebaran, orang2 banyak pergi ke kebun binatang, Taman Mini dan tempat rekreasi lainnya  :)

Chinese New Year Day-1 and day-2
Visiting...visiting...dan jalan2 ke Mal! 

Bagaimana perayaan Chinese New Year di tempat anda?

12 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagus banget Imlek di negara singa. Pasti meriah karena mayoritas penduduknya Tionghoa peranakan.

Dan, yang menarik, dari catatan Mbak Dyah, semua pernak-pernik, atraksi, buah-buahan, hong bao (di Surabaya disebut angpao, amplop merah dikasih uang), dan sebagainya sama persis dengan di Surabaya. Lion Dance itu ya LANG LIONG, kemudian barongsai = dragon dance?

Kesimpulan: orang-orang Tionghoa di mana pun berada (hoakiao) berhasil mempertahankan tradisi dan budaya leluhurnya selama ribuan tahun. Ketika terjadi modernisasi, ketika orang-orang Tionghoa tidak lagi menjadi petani, tradisinya tetap lestari. Salut buat saudara-saudara Tionghoa.

Bagaimana dengan kita-kita yang bukan Tionghoa? Apakah kita masih mau merawat kebudayaan kita sendiri? Selamat tahun baru! Gong Xi Fa Cai!

Anonim mengatakan...

Sar, itu Lion Dance di mana? Kemarin selama dua hari kita cari2 di seantero Singapur kok nggak ketemu ya.

dyah mengatakan...

@mas Hurek,

Iya memang banyak samanya. Dan memang tradisi dari tanah leluhur itu lebih ketat dipertahankan oleh orang Tionghoa peranakan = hoakiao = oversea Chinese :)

@ Firi,
Fir...main ke rumah ku deh...sampai tadi sore masih ada banyak tuh rumah2 yg penghuninya nanggap Lion Dance. Memang di Chinatown gakda?

Itu lokasi foto di Compasspoint mall Sengkang, bbrp minggu sebelum CNY...tiap akhir minggu mereka manggung. Seru! Tapi sekarang sudah gak ada ...sayang ya. Farah pingin lihat yaaa?? :P

Anonim mengatakan...

Liputannya menarik jadi pingin nih, karena di tempatku ga terlalu semarak macam disana, kepengin niiih...

dyah mengatakan...

@ mas Hurek,

Lupa menambahkan. Iya...dragon dance itu barongsai di Indonesia. Tapi dragon dance itu yg main banyak, bukan sepasang...kan panjang dragonnya. :)

Di sini yg lebih populer memang lion dance...mungkin karena lebih praktis dan lebih ekonomis :)

Anonim mengatakan...

Suasananya seneng ya mbak???
Jadi pengen ngajakin si Arya kesana deh...
Kalo dapat rejeki
hehe....

Milla Widia N mengatakan...

kayaknya lebih meriah di S'pore deh perayaannyah... lengkep kumplit hihihi
di siini aku cuma liat barongsai di mol-mol... seru juga sih.. ^^ plus dapet jeruk emas dan kue keranjang dari pak bos yg merayakan imlek.
(maunya sih dikasih angpaunyah..hehehehe...*ngarep*)

Anonim mengatakan...

meriah ya suasananya .... merah semua .. aku dah lama ndak liat barongsai , kalo di kampungku sana lion dance itu mungkin kayak barongan ya yang nyaplok amplop berisi duit

Sultana mengatakan...

No chinese new year here in Hungary. Too bad.

Anonim mengatakan...

Dyah, kirim tulisanmu ke media dong, jangan dipublish di blog aja :D
koran seputar indonesia ada rubrik travelnya tuh.
Tulisanmu bagus dan lengkap :)

dyah mengatakan...

@Arya: hayuk kesini...bareng dengan mas bendol yah! :)

@Humorbendol: monggo...saya undang datang, sayangnya musti modal sendiri ya. hihi...

@Milla: di mol-mol juga ada, di CBD pun masih ada aja yg nanggap lion dance tiap hari. Pssst....di sini bos-bos juga ngasih hong bao lho kpd pegawainya! hehehe. Jangan tanya jumlah tapi yaaa....skrg mungkin budjet-nya berkurang! hahaha

@Syari: It is understandable. I guess the Chinese community there is not large enough?

@Indahjuli:
Indaaahhh.....ke mana sajakah dikau! Kangen banget deh.
Halah Ndah, kan sudah banyak yg tulis artikel spt ini. Rasanya masih kalah bagus dibanding tulisan para profesional deh...jadi malu.
Tapi...terimakasih untuk pujiannya yaaa! :)

dyah mengatakan...

@Ely : Ely asalnya dari mana toh?
Di sana gak ada ya barongsai? Apa gakda Chinatown di sana? Tapi mungkin kalo lagi dingin begini...barongsainya milih ber'hibernasi' yaaa? haha...becanda lho.

Popular Posts